makam TOK PULAU MANIS

makam TOK PULAU MANIS

Saturday, August 27, 2011

GURU NUSANTARA

HAMZAH AL-FANSHURI

Riwayat Hidup

Hampir semua penulis sejarah Islam menscatat bahwa Syeikh Hamzah Al-Fansyuri dan muridnya Syeikh Syamsuddin Sumatrani termasuk tokoh yang sepaham dengan Al-Hallaj. Nama Syeikh Hamzah Al-Fansyuri pun menghiasi lembaran-lembaran kesusastraan Melayu dan Indonesia.

Namun tahun dan tempat kelahirannya masih belum diketahui hingga kini. Ketidakjelasan riwayatnya itu karena tidak dimasukannya nama Syeikh Hamzah Al-Fansyuri dalam dua sumber penting sejarah Aceh, yaitu Hikayat Aceh dan Bustanus Salatin yang ditulis atas perintah Sultan.

Banyak orang menyannggah Syeikh Hamzah Al-Fansyuri karena faham wihdatul wujud, hulu, dan ittihad-nya. Ada yang menyangkanya sebagai pengikut ajaran Syi’ah. Ada juga yang berpendapat Syeikh Hamzah Al-Fansyuri bermadzhab Syafi’I di bidang Fiqih. Dalam Tasawuf Syeikh Hamzah Al-Fansyuri mengikuti Tarekat Qadiriyah yang dibangsakan kepada Syeikh Abdul Qadir Jailani.

Dalam kesusastraan Melayu/Indonesia tercatat buku-buku Syairnya antara lain, Syair Burung Pingai, Dagang, Syair Pungguk, Syair Sidang Faqir, Syair Ikan Tongkol, dan Syair Perahu. Adapula karangan-karangan Syeikh Hamzah Al-Fansyuri yang berbentuk kitab ilmiah antara lain: Asrarul ‘Arifin fi Bayaani ‘Ilmis Suluuki wat Tauhid, Syarbul ‘Asyikiin, Al Muhtadi, Ruba’i Hamzah Al-Fansyuri.

Ajaran Tasawuf Syeikh Hamzah Al-Fansyuri

Pemikiran-pemikiran tentang Syeikh Hamzah Al-Fansyuri banyak dipengaruhi oleh Ibn ‘Arabi dalam faham dan wahdat dan wujud-nya. Syeikh Hamzah Al-Fansyuri mengatakan bahwa Tuhan lebih dekat daripada leher manusia sendiri, dan bahwa Tuhan tidak bertempat, sekalipun Ia sering dikatakan bahwa Ia da dimana-mana. Syeikh Hamzah Al-Fansyuri berkata:

Mahbuhmu itu tiada berha’il

Pada ayna ma tuwallu jangan kau ghafil

Fa tsamma wajhullah sempurna hasil

Inilah jalan orang yang kamil.

Menurut Syeikh Hamzah Al-Fansyuri, wujud hanyalah satu walaupun kelihatannya banyak. Ada yang merupakan kulit (mazhhar, kenyataan lahir) dan yang berupa isi (kenyataan batin). Pengmbaraan Syeikh Hamzah Al-Fansyuri berupa jasad dan rohani diungkapkan dalam Syair:

Hamzah Fansur di dalam Mekkah

Mencari Tuhan ke Baitul Kaabah

Di Barus ke Kudus terlalu payah

Akhirnya sampai di rumah

B. NURUDDIN AR-RANIRI

1. Riwayat Hidup Nuruddin Ar-Raniri

Ar-Raniri dilahirkan di Ranir, Gujarat, India. Nama lengkapnya adalah Nuruddin Muhammad bin Hasanjin Al-Hamid Al-Syafi’I Al Syafi’I Al-Raniri. Kemungkinan besar dilahirkan pada akhir abad ke-16. Abu Nafs Sayyid Imam bin ‘Abdullah bin Syaibar, seorang guru Tarekat Rifa’iyah keturunan Hadhramaut Gujarat, India yang paling banyak mempengaruhinya.

Pembaharuan utamanya adalah memberantas aliran wujudiyyah yang dianggap sebagai aliran sesat. Ia memulainya setelah mendapat pijakan yang kuat di istana Aceh. Karya-karya yang pernah ditulis Ar-Raniri, yaitu:

Ø Ash-Shirath Al Mustaqim (fiqih berbahasa Melayu)

Ø Bustan As-Salatin fi Dzikr Al-Awwalin wa Al-Akhirin (bahasa Melayu)

Ø Durrat Al-Fara’id bi Syarhi Al-Aqa’id (akidah, bahasa Melayu)

Ø Syifa ‘Al-Qulub (cara-cara berdzikir, bahasa Melayu)

2. Ajaran Tasawuf Ar-Raniri

Ø Tentang Tuhan

Pendirian Ar-Raniri dalam masalah ketuhanan umumnya bersifat kompromis. Ia berupaya menyatukan faham mutakallimin dengan faham sufi yang diwakili Ibn ‘Arabi. Pandangan Ar-Raniri hampir sama dengan Ibn’ Arabi bahwa ala mini merupakan tajalh Allah. Namun tafsirannya di atas membuatnya terlepas dari label panteisme Ibn ‘Arabi.

Ø Tentang Alam

Ar-Raniri berpandangan bahwa alam ini diciptakan oleh Allah melalui tajali. Dia menolak teori Al-Fadidh (emanasi) Al-Farabi karena hal itu dapat memunculkan pengakuan bahwa hal ini qadim sehingga menjerumuskan pada kemusrikan.

Ø Tentang Manusia

Manusia adalah makhluk Allah yang paling sempurna sebab menjadi khalifah di bumi. Konsep insane kamil pada dasarnya hamper sama dengan apa yang telah digariskan Ibn ‘Arabi.

Ø Tentang Wujudiyyah

Menurutnya pendapat Hamzah Al Fansuri dapat membawa pada kekafiran. Ia berpendapat jika benar Tuhan dan makhluk hakikatnya satu, maka manusia adalah Tuhan dan Tuhan adalah manusia dan jadilah seluruh makhluk sebagai Tuhan.

Ø Tentang Hubungan Syari’at dan Hakikat

Pemisahan antara syari’at dan hakikat menurut Ar-Raniri merupakan sesuatu yang tidak benar.

C. SYEIKH ABDUR RAUF AL-SINKILI

1. Riwayat Hidup

Abdur Rauf Al-Sinkili adalah seorang ulama mufti besar Kerajaan Aceh pada abad ke 17 (1606-1637 M). Nama lengkapnya adalah Syeikh Abdur Rauf bin Ali Al-Fansuri. Ayah As-Siinkili berasal dari Persia. Ia datang ke Samudra Pasai pada akhir abad ke-13 dan kemudian menetap di Fansur, Barus, pantai barat Sumatera.

Karya-karya As Sinkili antara lain:

a. Mir’at Ath-Thullab (fiqih Syafi’I bidang mu;amalah)

b. hidayat Al-Balighah (fiqih tentang sumpah)

c. ‘Umdat Al-Muhtajin (tasawuf)

d. Daqa’iq Al-Huruf (tasawuf tentang ma’rifat)

e. Turjuman Al-Mustafidh (tadsir)

2. Ajaran Tasawuf Abdur Rauf As-Sinkili

As-Sinkili berusaha merekonsiliasi antara tasawuf dan syari’at. Ajarannya sama dengan Syamsuddin dan Nuruddin, yaitu menganut faham satu-satunya wujud hakiki yakni Allah dan alam merupakan bayangan dari yang hakiki. Dan pada hakikatnya, setiap perbuatan adalah perbuatan Allah.

Menurut As-Sinkili, ada tiga martabat perwujudan Tuhan, yakni:

a. maratabt ahadiyyah atau la ta’ayyun : alam pada waktu itu masih merupakan hakikat ghaib yang masih berada dalam ilmu Tuhan.

b. martabat wahdah atau la ta’ayyun awwal : telah terciptanya haqiqat Muhammadiyyah yang potensial terhadap terciptanya alam.

c. martabat wahdiyah ta’ayyun tsani : dan dari sinilah alam tercipta

D. SYEIKH YUSUF AL-MAKASARI

1. Riwayat Hidup

Syeikh Yusuf Al-Makasari adalah seorang tokoh agung yang berasal dari Sulawesi. Dilahirkan 8 Syawal tahun 1036 H. dalam tempo yang relatif singkat, ia telah tamat mempelajari Al-Qur’an 30 juz. Syeikh Yusuf Al-Makasari pernah melakukan perjalanan ke Yaman. Di sini ia menerima tarekat dari Syeikh Abi Abdullah Muhammad Baqi Billah. Tarekat yang dipelajarinya yaitu:

1. Tarekat Qadariyah diterima dari Syeikh Nuruddin Ar-Raniri da Aceh

2. tarekat naqsabandiyah diterima dari Syeikh Abi Abdillah Abdul Baqi Billah

3. tarekat As-Saadah Al-Baalawiyah diterima dari Syeikh Sayyid Ali di Zubeid, Yaman

4. tarekat Syathriyah diterima dari Ibrahim Al Kurani Madinah

5. tareat Khalwatiyah diterima dari Abdul Barakat Ayub

2. Ajaran Tasawuf Syeikh Yusuf Al-Makasari

Syeikh Yusuf Al-Makasari mengungkapkan paradigma sufistiknya bertolak dari asumsi dasar bahwa ajaran Islam meliputi dua aspek, yaitu aspek lahir (syari’at) dan aspek batin (hakikat). Syeikh Yusuf Al-Makasari mengatakan bahwa seorang hamba akan tetap hamba walaupun telah naik derajatnya, dan Tuhan akan tetap Tuhan walaupun turun pada diri hamba.

Syeikh Yusuf Al-Makasari membagi tiga tingkatan tentang cara-cara menuju Tuhan :

a. tingkatan akhyar (orang-orang terbaik), yaitu dengan memperbanyak shalat, puasa, membaca Al-Quran, naik haji dan berjihad di jalan Allah

b. cara mujahadat Asy-syaqa’ (orag-orang yang berjuang melawan kesulitan), yaitu dengan latihan batin yang keras untuk melepaskan kelakuan buruk dan menyucikan pikiran.

c. cara ahli ad-dzikr, yaitu jalan bagi orang yang telah kashaf untuk berhubungan dengan Tuhan, yaitu orang yang mencintai Tuhan, baik lahir maupun batin.